Pekan Elektromedik Nasional atau yang lebih dikenal dengan PENA tahun ini diadakan kembali di Poltekkes Kemenkes Surabaya. Dimana para peserta yaitu mahasiswa/i aktif baik D3/D4 maupun S1 di seluruh Indonesia dapat berpartisipasi. Berbincang mengenai PENA 2022, kegiatan ini merupakan agenda atau mungkin bisa disebut event tahunan dari Himpunan Mahasiswa Teknik Elektromedik se-Indonesia yang memiliki dua kegiatan inti di dalamnya, yaitu Electromedical Innovation Competition (EIC), dan Seminar Nasional (SEMNAS). Dan Teknik Elektro Ubaya menjuarai PENA tahun 2022 ini.
PENA 2022 kali ini diadakan dengan tujuan yang sama seperti tema yang diusung “Inovasi Alat Elektromedik untuk Pelayanan Kesehatan Indonesia yang Lebih Maju”. Yang mana pendaftarannya dibuka pada 28 Februari sampai 27 Maret 2022, dengan total hadiah mencapai 30 juta lebih. Dengan 3 kategori lomba yang sama setiap tahunnya seperti:
- Life Support, yaitu pembuatan alat yang dapat menunjang kehidupan manusia menjadi lebih baik, dan mencegah kegagalan fungsi organ vital.
- Biomedical Signal, yaitu pembuatan alat dengan fungsi untuk memproses sinyal biomedis, khususnya sinyal informasi fisiologi tubuh manusia.
- IT Healtcare, yaitu sistem teknologi informasi yang diterapkan pada bidang pelayanan kesehatan.
Dan pada lomba PENA 2022 kali ini, Teknik Elektro Universitas Surabaya (TEUS) mengirim 3 personil mahasiswanya. Mahasiswa ini beranggotakan Alan Emilio Admaja, Bryan Hugo dari angkatan 2019, serta Michael Octavio Witarmin dari angkatan 2020. Kategori yang mereka ikuti ialah Biomedical Signal, yang mana mereka membuat alat untuk mendeteksi penyakit Aritmia. Pada lomba kali ini diikuti oleh banyak Tim dari berbagai Instansi Perguruan Tinggi di Seluruh Indonesia.
Tapi para readers tau gak sih apa itu Aritmia? Dan mengapa mereka bertiga bisa terpikirkan membuat alat tersebut? Aritmia adalah gangguan kesehatan yang terjadi pada irama jantung. Penyakit ini menyebabkan detak jantung pengidapnya terasa tidak teratur, bisa lebih cepat ataupun lebih lambat. Kondisi ini bisa terjadi karena impuls elektrik yang berfungsi untuk mengatur detak jantung agar tetap normal, tidak bekerja dengan baik atau mengalami gangguan. Karena jantung merupakan alat vital, serta gangguan pada organ jantung ini tidak boleh disepelekan, maka mereka bertiga membuat alat untuk mendeteksi penyakit artimia secara dini, jika tidak mengetahui secepat mungkin dan tidak mendapatkan penanganan segera, hal ini bisa memicu komplikasi serius, hingga memicu gagal jantung.
Setelah mendaftarkan diri untuk mengikuti PENA 2022, mereka bertiga membuat alat tersebut selama beberapa bulan. Kesusahan dan keseruan dalam membuat alat ini mereka lewati dengan penuh semangat, meski banyak kendala yang mereka jumpai. Dan pada akhirnya, pada Juni 2022 kemarin alat ini selesai dibuat, dan diberi SMEG PD-MIA (Smart Mobile ElectrocardioGraph PraDiagnosis– Penyakit Aritmia). Yang mana, alat ini dapat dipantau melalui gawai atau smartphone, dengan koneksi Bluetotth ke alat yang telah dibuat. Semua mahasiswa berharap Teknik Elektro Ubaya menjuarai PENA tahun 2022 ini.
Pada bulan yang sama lomba pun dimulai, tentunya setiap perlombaan diawali dengan Technical Meeting pada Rabu, 22 Juni 2022 secara offline. Pada hari tersebut, selain menjelaskan sistem perlombaan lebih lanjut seperti mekanisme dan kriteria penilaian, terdapat juga pengumpulan Bendera Instansi, Hard file PPT, serta alat yang telah dibuat dan nantinya akan dipresentasikan. PPT tersebut memuat beberapa hal, contohnya definisi alat, prinsip dan cara kerja, kelebihan serta manfaat alat, sistem rangkaian, dan hal-hal penting lainnya.
Teknik Elektro Ubaya menjuarai PENA tahun 2022
Tibalah pada hari pertama perlombaan yaitu pada Jum’at, 24 Juni 2022 dengan Sesi Presentasi EIC, yang mana mereka bertiga akan mempresentasikan mengenai alat SMEG PD-MIA ini di depan para juri dan seluruh peserta perlombaan. Pada sesi ini juga terdapat penilian mengenai presentasi para tim, dengan beberapa penilaian seperti bagaimana para anggota tim berpresentasi (Content, Speaking, Performance), dan penilaian mengenai alat yang telah dibuat (SOP, Kelayakan dan kesesuaian alat, serta Desain alat). Selain itu, di sesi ini mereka dapat mengetahui hal-hal apa saja yang tim lawan bawakan untuk pertandingan di keesokan harinya.
Pada sesi selanjutnya yaitu Sesi Battle Alat EIC, mereka bertiga akan melawan tim yang sudah diundi secara acak. Pada sesi ini, alat akan didemokan secara langsung dihadapan para juri dan seluruh peserta. Setelah kedua tim yang mendemokan alat, masuklah sesi Tanya Jawab yang sangat menegangkan. Lalu dilanjutkan dengan sesi penilaian, beberapa hal yang dinilai pada sesi ini seperti wawasan peserta, manfaat alat, serta demonstrasi alat.
Setelah penilaian para juri selesai, tibalah pada sesi pengumuman pemenang. Dan Congrats kepada 3 mahasiswa ini, Alan Emilio Admaja, Bryan Hugo, dan Michael Octavio Witarmin, karena telah membawa pulang Juara 1. Selain mendapat Juara 1, ketiga mahasiswa TEUS ini juga berhasil mendapatkan kategori Best Design untuk kategori Biomedical Signal pada PENA 2022 ini. Kami segenap Keluarga besar Teknik Elektro Ubaya mengucapkan selamat, dan juga terima kasih atas kerja keras dan usaha kalian yang telah kalian lakukan demi mendapatkan hasil saat ini. Apakah nantinya kalian akan ikut PENA 2023? Atau mungkin akan ada anggota TEUSian lain yang akan mengikuti PENA 2023 nanti? Kita nantikan saja bersama bagaimana nantinya.