Sebelum membahas apa saja proyek otomasi mikrokontroler yang dikerjakan oleh mahasiswa Teknik Elektro Ubaya angkatan 2020 di tahun 2022 ini, kita kenalkan dulu apa itu mikrokontroler. Apa sih mikrokontroler itu? Bagi beberapa orang, mungkin belum paham atau mungkin belum pernah mendengar mengenai mikrokontroler. Mikrokontroler sendiri bisa didefinisikan sebagai suatu alat elektronika yang memiliki I/O dengan kendali sebuah program. Contoh rangkaian mikrokontroler yang sering kita temukan ialah automatic lamp, di mana lampu akan mati jika siang hari dan akan otomatis menyala pada malam hari.
Saat ini, mahasiswa Teknik Elektro Universitas Surabaya (Ubaya) angkatan 2020 mengikuti mata kuliah mikrokontroler yang diajarkan oleh Bapak Hendi Wicaksono, Ph.D. Pada MK mikrokontroler ini, alat atau modul yang dipakai masih menggunakan Arduino sebagai base controller-nya. Pada awal kuliah, mahasiswa tentu diberi pengetahuan dasar mengenai mikrokontroler Arduino dan cara pemrogramannya, hal ini dilengkapi dengan beberapa tes, dan juga tugas untuk melatih tingkat pemahaman para mahasiswa.
Setelah semua pembelajaran dasar mengenai pemrograman Arduino tersebut, tibalah Ujian Tengah Semester untuk para mahasiswa membuktikan pemahamannya. Mahasiswa diajak untuk membuat suatu proyek otomasi mikrokontroler secara berkelompok. Setiap kelompok diminta memikirkan suatu konsep untuk dikerjakan selama periode UTS, namun beberapa komponen yang membutuhkan sensor akan diganti dulu menjadi komponen analog karena materi sensor belum diajarkan. Dan pada akhirnya, terdapat 4 konsep yang dibuat, yaitu:
- Smart Swimming Pool Controller,
- Smart Air Purifier,
- Smart Aquarium, dan
- Smart Garage.
Yang pertama Smart Swimming Pool Controller, yang dibuat oleh kelompok Celvin dan Eurico. Disini mereka merancang rangkaiannya menggunakan Arduino Uno, dan dilengkapi dengan beberapa komponen seperti push button, potensiometer, servo motor, LED, LDR, dan juga OLED LCD. Di mana, sensor-sensor yang mereka pakai diubah menjadi potensiometer, dengan pompa air menggunakan servo. Semua hal tersebut juga dibuat tampilannya secara ringkas pada OLED LCD agar dapat dengan mudah dipantau. Selain itu, kelompok ini merancang rangkaian agar mampu mengubah mode dari manual ke auto, dan juga sebaliknya.
Lalu yang kedua Smart Air Purifier, yang dibuat oleh kelompok Rasyid dan Ricky. Disini mereka merancang rangkaiannya menggunakan Arduino Uno, dan dilengkapi dengan beberapa komponen seperti push button, potensiometer, LED, dan juga OLED LCD. Di mana, push button digunakan sebagai pengatur mode dari air purifier-nya. Beberapa mode yang dibuat ialah mode manual di mana tingkat kecepatan kipas dilihat dari terangnya LED. Jika mode manual aktif maka terdapat 3 kategori yaitu Low, Medium, dan High Speed. Selain itu, ada juga quiet mode yang membuat LED sama seperti Low Speed. Dan yang terakhir, ada mode auto dengan menggunakan potensiometer sebagai pengatur kecepatannya selayaknya sensor. Semua keterangan mode tersebut juga ditampilkan pada OLED LCD untuk hasil yang dapat dipantau dan juga membuat project menjadi lebih menarik.
Selanjutnya yang ketiga adalah Smart Aquarium, yang dibuat oleh kelompok Ricky Austin dan Joko Rinto. Disini mereka membuat rangkaian menggunakan Arduino Mega dikarenakan kebutuhan pin I/O yang lebih banyak, serta dilengkapi dengan beberapa komponen seperti push button, potensiometer, servo motor, keypad matrix, LED, dan juga OLED LCD. Di mana, rangkaian ini bisa dibagi menjadi 2 blok. Blok pertama digunakan sebagai sensor suhu, dan aktuator yang menggunakan LED sebagai indikator, dan juga potensiometer sebagai pengganti sensor suhu. Lalu blok kedua adalah timer untuk tempat makan, dengan penggunaan keypad sebagai input timer yang menghitung durasi mundur, dan langsung ditampilkan pada OLED LCD. Perhitungan mundur tersebut berfungsi sebagai perhitungan untuk menjalankan servo alias penutup tempat makan. Di samping itu, ada juga beberapa LED sebagai indikator tambahan seperti oksigen bagi ikan, filter air aquarium, dan motor pengaduk untuk mengeluarkan makanan ikan tersebut. Ditambah juga dengan push button untuk melakukan reset terhadap waktu yang sedang berjalan jika waktu tersebut ingin diubah.
Lalu yang keempat adalah Smart Garage, yang dibuat oleh kelompok Michael dan Salman. Mereka merancang proyeknya menggunakan Arduino Mega juga dikarenakan kebutuhan pin I/O yang juga lumayan banyak, dan pada rangkaian mereka juga dilengkapi dengan beberapa komponen seperti push button, keypad matrix, LED, LDR, dan juga LCD 1602. Kerja proyek yang didesain sebagai berikut. Jika mobil ingin masuk ke rumah, LDR akan membaca sinyal lampu dari mobil sehingga pagar dan garasi dapat terbuka, dengan simulasi pergerakan servo dan indikator LED yang menyala. Setelah itu, ada sebuah push button yang digunakan sebagai metal detector, sehingga membuat pagar dan garasi otomatis tertutup. Selanjutnya keypad digunakan untuk input password saat pemilik rumah ingin masuk dari garasi, dengan bantuan LCD sebagai tampilannya. Selain itu, rangkaian ini juga dapat mengatur kondisi jika mobil ingin keluar dari rumah, dengan cara seperti penggunaan push button untuk menyalakan lampu beserta pagar, dan garasi. Setelah metal detector tak lagi membaca adanya besi, maka lampu akan mati secara otomatis, dan security akan menekan push button untuk menutup pagar dan garasi rumah.
Itulah proyek otomasi mikrokontroler UTS dari mahasiswa 2020, Teknik Elektro Universitas Surabaya (Ubaya). Sungguh menarik bukan? Apakah para reader pernah membuat hal yang sama dengan mahasiswa Teknik Elektro Ubaya? Jika belum dan tertarik untuk membuat proyek yang sama atau mungkin penasaran dengan pembelajaran mikrokontroler? Dapat menghubungi Contact Person yang tersedia pada laman web.