Sudah beberapa tahun ini pandemi Covid-19 menyerang seluruh dunia. Dan sudah banyak sekali gejala-gejala yang berkaitan dengan terinfeksinya virus ini. Sebagian besar orang yang terinfeksi Covid-19 mengalami gejala yang mirip dengan penyakit Parkinson. Penyakit Parkinson (Parkinson’s disease) adalah suatu penyakit sistem saraf pusat yang bersifat perlahan dan berkembang seiring berjalannya waktu. Sebagian besar kasus terjadi karena alasan yang tidak diketahui, tetapi ada juga yang diturunkan. Yang mana, penyakit ini bisa berupa gemetar atau tremor, kaku, dan kesulitan dengan keseimbangan, berjalan, bahkan berbicara. Karena penyakit ini memengaruhi otak, dan juga penderita akan mengalami perubahan perilaku, dan mudah kelelahan. Kondisi tersebut terjadi akibat kerusakan pada beberapa sel saraf yang bertanggung jawab untuk mengontrol gerakan pada tubuh. Topik inilah yang diangkat menjadi penelitian bidang Biomedical Engineering.
Bapak Nemuel Daniel Pah, Ph.D. salah satu Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Surabaya (UBAYA) menekuni ilmu dan melakukan penelitian mengenai hal ini, bahkan menjadi sorotan media massa di Australia. Media massa baik itu televisi Australia maupun laman https://www.nationaltribune.com.au memberitakan penelitian yang dikembangkan tim peneliti dari Bapak Nemuel Daniel Pah, Ph.D. dari UBAYA bersama dengan Profesor Dinesh Kumar dan Dr. Quoc Cuong Ngo dari RMIT University. Tim ini melakukan riset untuk menciptakan inovasi baru berupa Alat Tes yang Mendeteksi dini Penyakit Parkinson pada Pasien Covid-19.
Namun, apa kaitannya Covid-19 dengan Parkinson? Dikutip dari beberapa riset, beberapa peneliti menceritakan hipotesis tersebut dalam jurnal Trends in Neurosciences. Para peneliti menjelaskan bahwa virus Covid-19, diketahui dapat menyebabkan komplikasi vaskular di otak ataupun organ lain, dan ini diduga dapat membahayakan atau bahkan merusak jalur pada otak. Dan kerusakan tersebut mirip dengan apa yang terjadi selama perkembangan Parkinsonisme vaskular. Lalu, diketahui juga bahwa terdapat hubungan antara peradangan dengan peningkatan risiko Parkinson. Peradangan yang disebabkan oleh respons kekebalan terhadap infeksi virus Covid-19 ini berpotensi memicu parkinsonisme.
Penelitian Bidang Biomedical Engineering
Hal ini bisa menjadi landasan mengapa alat tes ini dibuat, bahkan alat tes tersebut dapat mendeteksi Parkinson hanya melalui rekaman dari suara pasien. Dengan bantuan teknologi Artificial Intelligence (AI) pada aplikasi di smartphone, kita semua bisa terdeteksi apakah seseorang mengidap Parkinson atau tidak bahkan hanya dalam waktu 10 detik, dan diperlukan tindakan penanganan ke neurolog. Dan tes ini pernah dilakukan secara langsung oleh Profesor Dinesh Kumar terhadap pasien Covid-19, Profesor Dinesh Kumar mencoba mengembangkan secara komputerisasi dengan alat tes, membandingkan suara penderita parkinson dengan orang yang sehat dengan cara mengucapkan suara huruf A, O, dan M. Akhirnya, uji coba yang dilakukan lebih baik dan akurat, sehingga dapat mendeteksi dini terhadap pasien yang mengidap Parkinson.
Dengan bantuan teknologi AI saat ini banyak hal positif yang dapat dilakukan, contohnya deteksi dini terhadap pasien agar dapat membantu penanganan secara cepat dan penanganan yang tepat. Selain itu, dalam melakukan tes tersebut pasien tidak perlu bertemu secara tatap muka dengan neurolog. Dengan adanya hal tersebut, alat ini dirasa cukup mudah digunakan, serta penggunaan biaya yang cukup terjangkau dan dapat digunakan secara rutin di mana pun pasien berada. Penelitian yang dihasilkan bahkan sudah dipublikasikan di jurnal internasional, yaitu IEEE Journal of Translational Engineering in Health and Medicine, IEEE Access dan Computers in Biology and Medicine. Hebat bukan penelitian ini? Apakah kalian tertarik untuk mempelajari hal-hal dari Biomedical Engineering? Jika kalian penasaran, apa saja sih yang dipelajari di peminatan ini, kalian bisa tanya-tanya dengan cara menghubungi Contact Person yang tersedia, atau bisa langsung ke Jurusan Teknik Elektro Universitas Surabaya, see you.
Penelitian Bidang Biomedical Engineering
Sumber terkait: https://kempalan.com/2022/10/10/jadi-sorotan-media-massa-di-australia-peneliti-ubaya-kolaborasi-riset-identifikasi-biomarker-covid-19-pada-parameter-voice-dengan-ilmuwan-rmit-university/