Kuliah Pemrograman Programmable Logic Controller (PLC) teusian 01/03/2020

Kuliah Pemrograman Programmable Logic Controller (PLC)

Kuliah PLC Teknik Elektro Ubaya

Mahasiswa Teknik Elektro Ubaya (Universitas Surabaya) angkatan 2017 khususnya pada penjurusan Industrial Robotic Design tengah menjalani mata kuliah PLC pada semester ini di tahun 2020. PLC sendiri merupakan singkatan dari Programmable Logic Controller artinya adalah suatu mikroprosesor yang digunakan untuk otomasi proses industri seperti pengawasan dan pengontrolan mesin di jalur perakitan suatu pabrik.

PLC memiliki perangkat masukan dan keluaran yang digunakan untuk berhubungan dengan perangkat luar seperti sensorrelaymagnetic contactor dan lainnya. Bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengoperasikan PLC berbeda dengan bahasa pemrograman biasa. Bahasa yang digunakan adalah Ladder, yang hanya berisi input-proses-output. Disebut Ladder, karena bentuk tampilan bahasa pemrogramannya memang seperti tampilan tangga. Di samping menggunakan pemrograman ladder, PLC juga dapat diprogram dengan pemrograman SFC.

Mahasiswa Teknik Elektro Ubaya mempelajari panel motor listrik 3 fasa dimana mahasiswa belajar peletakan dari perangkat seperti relay, magnetic contactor, MCB (Miniature Circuit Breaker), serta PLC itu sendiri. Mahasiswa juga belajar cara dari wiring untuk panel listirk yang sesuai dengan Standart Operational Procedure atau yang biasa dikenal dengan sebutan SOP. Mahasiswa juga mempelajari cara pemasangan skun pada kabel dan pemberian tag angka pada kabel.

Wiring Electrical Box – Teknik Elektro Ubaya – Dasar yang sering terlewati kuliah PLC

Kelas dimulai dengan mahasiswa Teknik Elektro Ubaya menentukan peletakkan dari setiap perangkat pada electrical box. Pada tingkatan pertama diletakkan MCB serta terminal blok. MCB sendiri berguna sebagai sistem proteksi dalam instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubung singkat arus listrik (short circuit atau korsleting). Kegagalan fungsi dari MCB ini berpotensi menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti timbulnya percikan api karena hubung singkat yang akhirnya bisa menimbulkan kebakaran, oleh karena itu pemasangan dari MCB ini haruslah baik dan benar. Sedangkan terminal blok adalah sekumpulan dua atau lebih titik koneksi ulir yang serupa, dimana terminal blok dapat menghubungkan kabel pada titik-titik ini. Strip terminal menggabungkan banyak blok serupa dalam satu perangkat. Dalam sebuah strip, balok-balok tersebut diisolasi satu sama lain.

Lalu pada tingkatan kedua diletakkan cable duct, cable duct ini digunakan agar instalasi dari wiring dapat tersusun dengan rapi sehingga ketika dilakukan maintenance saat terjadi hal yang tidak diinginkan mudah untuk menemukan instalasi wiring yang bermasalah. Pada tingkatan ketiga diletakkan PLC, pada panel motor listrik 3 fasa PLC biasanya digunakan untuk memonitor suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.

Mahasiswa PLC Teknik Elektro Ubaya Pemasangan Cable Duct dan Din Rail pada Electrical Box

Mahasiswa PLC Teknik Elektro Ubaya Pemasangan Cable Duct dan Din Rail pada Electrical Box

Berikutnya pada tingkatan keempat diletakkan lagi sebuah cable duct yang digunakan agar dapat menyambungkan kabel ke magnetic contactor serta relay di bawah cable duct. Magnetic contactor adalah sebuah komponen yang berfungsi sebagai penghubung/kontak dengan kapasitas yang besar dengan menggunakan daya minimal. Dapat dibayangkan magnetic contactor adalah relay dengan kapasitas yang besar. Umumnya magnetic contactor terdiri dari 3 pole kontak utama dan kontak bantu (aux. contact). Untuk menghubungkan kontak utama cukup dengan cara memberikan tegangan pada koil magnetic contactor sesuai spesifikasinya. Komponen utama sebuah magnetic contactor adalah koil dan kontak utama. Koil dipergunakan untuk menghasilkan medan magnet yang akan menarik kontak utama sehingga terhubung pada masing masing pole.

Sebuah kontaktor terdiri dari koil, beberapa kontak Normally Open (NO) dan beberapa Normally Close (NC). Pada saat satu kontaktor normal, NO akan membuka dan pada saat kontaktor bekerja, NO akan menutup. Sedangkan kontak NC sebaliknya yaitu ketika dalam keadaan normal kontak NC akan menutup dan dalam keadaan bekerja kontak NC akan membuka. Koil adalah lilitan yang apabila diberi tegangan akan terjadi magnetisasi dan menarik kontak-kontaknya sehingga terjadi perubahan atau bekerja.

Sedangkan relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan lebih tinggi.

Relay memiliki fungsi sebagai saklar elektrik, namun jika di aplikasikan ke dalam rangkaian elektronika, relay memiliki beberapa fungsi yang cukup unik. Berikut beberapa fungsi saat di aplikasikan ke dalam sebuah rangkaian elektronika.

  1. Mengendalikan sirkuit tegangan tinggi dengan menggunakan bantuan signal tegangan rendah.
  2. Menjalankan logic function atau fungsi logika.
  3. Memberikan time delay function atau fungsi penundaan waktu.
  4. Melindungi motor atau komponen lainnya dari korsleting atau kelebihan tegangan.

Revolusi Industri 4.0 – Teknik Elektro Ubaya

Pada akhir kelas, Pengajar kembali mengingatkan betapa pentingnya aplikasi sistem PLC ini pada industri sekarang di mana revolusi industri 4.0 menunjukkan tren adopsi sistem pintar dengan komputer, AI, dan robot untuk meningkatkan produksi. PLC juga membantu menurunkan tingkat kesalahan serta kecacatan produk.

Contributor: FX, KS.

%d bloggers like this: