Semua orang tentu ingin hidup dengan sehat, namun bagaimana kita memantau kondisi kesehatan kita secara rutin? Apakah pergi ke rumah sakit lalu menggunakan peralatan canggih seperti USG, MRI, CT-Scan, dan sejenisnya? Jawabannya tentu ‘Ya!’. Tetapi pada saat ini, kondisi dimana kita yang sulit untuk mendatangi rumah sakit dikarenakan pandemi dari gejala, atau virus penyakit. Jawaban yang mampu untuk menanggulangi kelemahan tersebut ialah teknologi, sudah cukup banyak peralatan medis dengan skala kecil yang mampu digunakan sehari-hari di rumah, contohnya seperti pengukur tensi darah, pengukur kadar gula darah, serta pengukur kadar oksigen dalam darah (SpO2) yang mulai populer semenjak pandemi. Dunia medis yang telah berkembang saat ini, dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang telah diciptakan melalui sebuah kolaborasi. Kolaborasi antara tenaga medis yaitu para dokter, bersama para engineer bidang kesehatan, dimana mereka berusaha membuat suatu peralatan medis yang tepat guna dan akurat. Ayo kuliah Biomedical Engineering Universitas Surabaya.
Wawasan Kuliah Biomedical Engineering
Konsep inilah yang menjadi latar belakang adanya Biomedical Engineering, dimana lulusan akan bekerja dengan wawasan teknik yang kuat, serta pemahaman dasar tentang biomedis bagi dunia kedokteran. Dengan tujuan untuk membantu para ahli medis, meningkatkan kualitas kesehatan manusia di masa mendatang. Berdasarkan data dari ‘Occupational Outlook Handbook of the U.S. Bureau of Labour Statistic’, disebutkan bahwa bidang pekerjaan untuk lulusan Biomedical Engineering dari tahun 2012 ke tahun 2022, diprediksikan akan meningkat sebanyak 27 persen. Lulusan tidak hanya bekerja untuk di bidang manufaktur perangkat dan prosedur medis, jurusan Biomedical Engineering ini juga bisa bekerja sebagai manajer di rumah sakit, menjadi bagian dari tim peneliti di rumah sakit atau institusi kesehatan, bekerja di institusi pemerintah yang menangani bidang kesehatan dan medis, menjadi dosen, hingga membuka atau menjadi supplier klinik terapi atau klinik kecantikan, dan masih banyak lagi.
Pada 2 Oktober 2021 kemarin, Fakultas Teknik Program Studi Teknik Elektro Universitas Surabaya mengadakan webinar seputar informasi dan penerapan teknologi dari Biomedical Engineering, ditemani bersama dengan narasumber terbaik. Narasumber-narasumber atau bintang tamu kali ini di antaranya Prof. Dinesh K. Kumar, Ph.D. dari RMIT University, Melbourne, Australia, dan Bapak Yonathan Audhitya S., S.T., M.M. dari P.T. Siemens Healthineers Indonesia. Ada pula Bapak Dr. Jordan Bakhriansyah, Sp.JP. dan Bapak Nemuel Daniel Pah, Ph.D. selaku Dosen dari Universitas Surabaya. Webinar ini juga ditemani oleh Bapak Iman Dwi H. dari Suara Surabaya FM sebagai moderator acara.
Acara tentunya diawali dengan sambutan hangat dari Dekan Fakultas Teknik Universitas Surabaya, Bapak Ir. Eric Wibisono, Ph.D., IPU. Dilanjutkan dengan pengenalan apa itu Biomedical Engineering yang dibawakan oleh Prof. Kumar, beliau memaparkan mengenai pentingnya peralatan untuk menunjang kehidupan yang sehat bagi diri sendiri. Beliau juga mengatakan bahwa ‘Keberhasilan suatu masyarakat didasarkan pada kesehatan, dan kualitas hidup semua manusia’. Oleh karena itu, tidak ada batasan untuk apa yang dapat dicapai oleh para teknisi, di bidang biomedis ini. Dengan seiring berkembangnya waktu, Prof. Kumar juga mengatakan akan semakin banyak juga teknologi yang tercipta bagi kehidupan manusia. Beliau berkata waktu itu adalah sesuatu yang berubah, maka ia tidak selalu benar ataupun salah, tidak selalu baik ataupun buruk, oleh sebab itu nikmatilah perubahan yang terjadi. Dan beliau mengakhiri materi dengan sebuah kutipan, atau kalimat dari tokoh terkenal yaitu Swami Vivekananda “When you do things selflessly, without any attachment, then you know you are doing good ”.
Narasumber selanjutnya yaitu, Dr. Jordan atau yang biasa dikenal dengan Dr. Jo juga menjelaskan mengenai ‘Technology in Medical Practices’. Dimulai dengan memaparkan timeline mengenai sejarah dunia medis, dimana semua berpikir harus bertahan hidup, lalu pemikiran tersebut mulai berkembang menjadi bagaimana kita harus tetap hidup, dan hidup enak. Dr. Jo juga menjelaskan mengenai pentingnya kolaborasi, antara para ahli medis yang mumpuni berjalan beriringan dengan teknologi-teknologi berkembang bagi dunia medis. Beberapa teknologi yang disampaikan antara lain Telemedicine, The Internet of Medical Things, Cloud Computing, AR/VR/MR in Healthcare, AI in Healthcare, and Data Science. Sejumlah manfaat yang mereka miliki sebagai teknologi dunia medis pastinya akan mengubah masa depan di bidang kesehatan dengan mengurangi biaya, memberikan hasil diagnosa yang lebih baik, mempermudah pengobatan di daerah terpencil, hingga menghemat waktu, dan lain-lain. Jadi, para dokter harus siap dan berkembang lebih lagi bersama dengan kecanggihan teknologi saat ini, demi kesehatan kita semua.
Bapak Yonathan juga melengkapi dengan materi mengenai teknologi-teknologi medis bagi masa depan. Dimana pertumbuhan penyakit ataupun virus, tidak sebanding dan makin tinggi melebihi jumlah pertumbuhan para dokter. Inilah yang membuat terciptanya Healthcare 4.0 yang sebentar lagi akan berubah menjadi Healthcare 5.0, dimana teknologi seperti AI, Data Science, dan sejenisnya sangat dibutuhkan untuk mempercepat penanganan kesehatan. Penanganan pasien dimulai dengan anamnesis, atau komunikasi antara pasien dengan dokter, dilanjutkan dengan mendiagnosa penyakit pasien. Selanjutnya peran teknologi lah yang bekerja pada proses Therapy Decision and Treatment, dimana dokter akan mengkonfirmasi apakah hasil yang keluar benar sesuai atau tidak. Beliau juga memberikan suatu kalimat yang diambil dari seorang profesor di NYU School of Medicine, yaitu “It’s not computers versus humans, but computers plus humans versus cancer, dementia” dimana bagi para lulusan kuliah Biomedical Engineering Universitas Surabaya dituntut untuk memiliki tujuan yaitu Improve Healthcare.
Lulusan Biomedical Engineering Universitas Surabaya
Selanjutnya Bapak Nemuel memberikan informasi mengenai ‘The Path to be a Biomedical Engineer’ atau Jalan untuk menjadi Insinyur Biomedis. Beliau juga memaparkan bahwa ‘The quality of medical services is depending on the quality of the doctors, and the adequates supporting technologies’. Bapak Nemuel menjelaskan secara dasar mengenai apa itu Biomedical Engineering, dimana ia adalah ilmu yang menerapkan berbagai metode rekayasa, ilmu pengetahuan, dan teknologi untuk memecahkan masalah medis, agar kondisi kesehatan di masyarakat menjadi tinggi. Beberapa bidang yang akan dipelajari adalah Biomedical Instrumentation, Biomedical Imaging, Artificial Intelligence, Medical Devices, Telemedicine yang akan menjadi bekal untuk lulusan Biomedical Engineer. Dimana beberapa alasan yang dipaparkan untuk menjadi lulusannya seperti memiliki ketertarikan dengan teknik, dan suka menolong orang lain, mampu berinovatif, dan juga memiliki sifat kewirausahaan. Sehingga, lulusan mampu berkarir, atau bekerja pada bidang teknisi elektro, maupun di bidang kesehatan.
Semua runtutan acara tersebut dilaksanakan dengan lancar, tanpa adanya gangguan dan halangan. Acara ini pun mampu dikatakan sukses, dengan kriteria sampainya penyampaian informasi mengenai ‘Apa itu Biomedical Engineering, dan Bagaimana Teknologi Mampu Membantu Dunia Medis’. Bersama dengan narasumber-narasumber terbaik, dan ditemani dengan moderator yang apik membuat acara ditutup dengan sempurna. Semua acara ini berjalan sedemikian rupa, hingga diakhiri dengan sesi tanya jawab dan penutupan. Lalu, apakah para pembaca sekalian memiliki rasa ingin bergabung dalam kolaborasi ini? Kolaborasi antara Ahli medis, dan para teknisi demi meningkatkan nilai kesehatan di masa mendatang. Mari bergabung dengan cara Kuliah Biomedical Engineering Universitas Surabaya.
Contributor: Joko Rinto, mahasiswa Teknik Elektro Universitas Surabaya.